Sebuah kotak mungil tergeletak di jalan
Berisi seorang manusia
Sekecil jari kelingking
Ia memohon kebebasan
Padahal kebebasan adalah sesuatu yang pantang
Menurut sekeliling
Sebuah kotak mungil tergeletak di jalan
Berisi dunia yang berbeda
Berisi dunia yang fana
Kebebasan baginya adalah jalan kematian
Karena hujan badai di luar tak ’kan reda
Kecuali jika kau mengubah wajah merana jadi pesona
Hari ini adalah hari dimana aku masih merasa sendiri, terkunci dalam ruangan persegi yang pengap dan penuh sesak oleh spesies-spesies yang tak beranjak. Ruangan ini hanya mempunyai satu pintu, dengan lubang kuncinya yang seakan ditutup dari seberang ruangan, yang entah tak diketahui dunia apa dibalik ruangan persegi ini.
Seperti biasa, aku duduk di tengah ruangan atau seringnya hanya tiduran. Spesies-spesies lain pun sama. Mereka bahkan benar-benar tidur seharian. Dengan masih membuka lebar mulut mereka yang dipenuhi air liur sembari mengorok tak peduli. Air liur memuncrat kesana-sini. Tampak beracun. Dan ketika mereka sudah puas memuncratkan air liur mereka yang ada di sebelah kiri, maka mereka akan berbalik dan mengorok ke sebelah kanan, membasahi lantai dengan air liur bringas mereka. Membuat lantai meleleh akan asamnya cairan itu.
Seperti biasa pula aku hanya akan bangun dan berusaha menghindar. Menghindar dari air liur mereka yang tak pernah habis. Karena toh semakin mereka mengeluarkannya, semakin bertambahlah kuantitasnya. Terkadang , aku sampai benar-benar tak berani beranjak dari lantai lusuh tempatku duduk seharian. Takut akan terkena loncatan cairan mematikan. Namun, suatu hari sesuatu menakjubkan terjadi.
Seharian ini, seperti biasa, para spesies-spesies itu tertawa kesana-kemari sambil mengeluarkan isi perut mereka, saling memperlihatkan apa yang sudah mereka masukkan, lalu memasukkannya kembali ke perut mereka masing-masing. Menjijikkan. Itu menjijikkan tapi tiap hari mereka lakukan. Sedangkan spesies-spesies yang lebih kecil, yang biasanya berada di pojok ruangan sebelah kanan, mereka akan membicarakan tentang apa yang dilihatnya dimakan oleh spesies-spesies yang lebih besar , dan mereka akan mengatakan betapa enaknya bila mereka juga bisa memasukkan benda ke perut mereka lalu mengeluarkannya hanya untuk dikembalikan lagi ke perut mereka masing-masing, seperti para spesies besar. Padahal sebenarnya para spesies besar hanya memasukkan hasil gigitan mereka dari dinding-dinding ruangan ini. Membuat seisi ruangan jadi makin pengap dengan serbuk-serbuk pasir di udara. Namun hari ini sungguh berbeda. Aku yang berada di tengah-tengah ruangan, melihat sesuatu yang aneh sekaligus menakjubkan pada pintu ruangan, tepatnya lubang kunci satu-satunya pintu ruangan ini.
Lubang kunci itu mengeluarkan cahaya. Dan untuk pertama kalinya, aku bisa melihat dengan jelas bentuk lubang kunci itu.
-to be continued-
Hoho, tadi nulis ini secara tiba2. Padahal biasanya kalau mau nulis mikirnya lama, tiba-tiba pengen, tiba-tiba nulis, tiba-tiba jadi. yah.. walau masih bersambung ( jaelah.. kayak sinetron dah.)
BalasHapus